Review Menetap Di Apartemen Low Rise
Sehubungan dengan renovasi 3/4 total rumah, maka kami harus keluar dan menetap di tempat lain. Untung ada teknologi, jadi perburuan rumah kontrakan dimulai lewat marketplace. Tidak perlu keliling-keliling ngeliatin satu-satu rumah yang ditempeli koyo "disewakan". Lumayan, hemat bensin dan waktu. Begitu nemu, langsung whatsapp. Wah dobel hemat. Keinget betapa susahnya dahulu tahun 2004 cari kontrakan. Dari pagi sampai sore cuma keliling pakai motor bebek. Itu baru ngumpulin data nomor tilpon. Besoknya itu data satu-satu dihubungi pakai tilpon. Ada yang angkat tilpon, ada yang gak angkat. Yang jelas, habis pulsa deh tuh. Lanjut pew!
Cari rumah tentu ada kriteria dong ya. Kriteria rumah yang jadi target incaran kami gak susah-susah kok. Nih kriterianya (1) Murah. (2) Minimal 2 kamar tidur. (3) Punya AC atau boleh dipasang AC. (4) Dalam jangkauan provider internet. (5) Semi-furnished.
Alhasil rata-rata rumah kontrakan yang ketemu berkisar di angka 80-100 juta per tahun. Karena rencana renovasi hanya berlangsung 3 bulan, maka kami coba nawar ke semua pemilik rumah dan atau agen properti yang pasang iklan untuk kemungkinan sewa 6 bulan saja. Tidak ada yang mau. Ada satu yang mau, tapi ada tambahan biaya perawatan gedung karena pemasangan AC.
Target pencarian mulai bergeser ke apartemen. Apartemen kebanyakan sudah memenuhi kriteria kami. Bisa disewa bulanan hingga tahunan. Ongkos sewanya bervariasi. Mulai dari 6 juta per bulan hingga 10 juta per bulan. Keputusan jatuh pada 1 apartemen low rise. Sewanya minimal 3 bulan. Ada 2 kamar tidur dengan AC di masing-masing kamar. Dengan senyum manis dan wajah lugu, kami berhasil mendapat sewa 24 juta untuk 4 bulan, termasuk di dalamnya perawatan gedung dan langganan internet indihome. Lumayan kan?!
Keuntungan
1. Lapangan parkir luas
Hanya apartemen dengan 2 bed room yang punya parkir dedicated. Kalau yang 1 bed room, parkirnya "rebutan". Kebetulan kompleks apartemen low rise ini punya lapangan parkir yang luas, atau memang masih sepi. Jadi tidak perlu rebutan. Lapangan parkirnya juga dirawat. Bersih dari rumput, dilengkapi dengan penahan parkir. Semuanya parkir teratur. Bagus kan? Parkir motor ada tempatnya, parkir sepeda ada tempatnya, apalagi parkir mobil.
2. Kolam renang
Terbuka setiap hari buat penghuni. Tapi pada kenyataannya, orang luar ada saja tuh yang masuk dan numpang berenang. Ada ruang ganti pakaian, lengkap dengan kamar mandi dan shampoo di dalamnya. Locker juga ada tapi semua terkunci. Jadi bisa dianggap tidak ada. Pembersihan kolam dilakukan setiap hari. Begitu juga ruangan gantinya. Mau berenang sehari 3x juga boleh. Gak perlu kuatir biaya perawatan kolam renang deh.
3. Tempat fitness
Dilengkapi dengan alat fitness sederhana seperti treadmill, sepeda statis dan barbel. Ruangannya semi terbuka, jadi tidak ada AC. Walau begitu, tetap terawat. Ruangannya bersih. Bisa digunakan gratis. Artinya hemat biaya nge-gym.
4. Keamanan
Petugas keamanan yang rutin keliling di sekitar komplek apartemen sampai pintu gerbang 24 jam penuh. Mereka juga menerima paket kiriman di kantor mereka di pintu gerbang. Jadi tidak semua kurir boleh masuk komplek apartemen. Jadi bisa tidur nyenyak kalau malam, tidak perlu sewa petugas jaga malam lagi. Tempat parkir dilengkapi banyak CCTV yang diawasi di kantor satpam. Sepeda mau ditinggal tanpa kunci tak mengapa. Ada petugas piket dan CCTV siap menjaga.
5. Cleaning service hingga perawatan kebun
Petugas sampah setiap hari pasti datang mengangkut sampah. Mereka juga membersihkan lorong apartemen setiap hari. Bahkan taman bermain anak dibersihkan. Hingga mengupas lumut di lantai. Jadi masalah kebersihan sudah pasti beres. Kebun, pepohonan dan bunga-bunga juga terawat karena petugasnya sudah disiapkan oleh manajemen. Jadi kita tinggal menikmati keindahannya saja. Enak kan? Tidak perlu pusing mikirin sedot WC. Tidak juga perlu menderita saat tetangga perlu panggil tukang sedot WC karena semua sudah diambil alih oleh manajemen.
7. Fasilitas Lift
Beberapa apartemen malahan punya lift pribadi. Tapi apartemen low rise ini terbagi dalam banyak gedung 5 lantai. Tiap gedungnya punya 1 lift yang muat untuk 8 orang. Cuma orang kaya saja yang punya lift di rumahnya. Ya dengan adanya fasilitas lift di apartemen, bisalah ngerasain jadi orang kaya sedikit. Satu lagi, di apartemen, sudah ada petugas yang membersihkan lift secara rutin.
8. Exit Plan
Tiap unit apartemen sudah dilengkapi sensor asap dan pemancar air. Bayangkan kalau harus menyiapkan fasilitas seperti itu dibrumah sendiri, betapa mahalnya kan? Belum lagi perawatannya. Pew! Jalur evakuasi juga ditempel di lokasi strategis. Lokasi berkumpul diberi tanda. Tangga darurat disiapkan. Lebar pulak.
9. Privasi
Rasanya ruangan antar kamar apartemen lebih kedap dibandingkan perumahan. Mungkin perasaan saja sih. Gedung ini banyak pakai bahan GRC dan gipsum yang lebih meredam suara dibanding bahan bata. Mirip hotel gitu. Kemudian, karena hanya penghuni yang bisa naik ke apartemen, artinya semua sembarang kurir akan berhenti sampai lapangan parkir saja. Mereka tidak perlu tahu apa yang ada di belakang pintu kita. Warga yang paling ramah di sini hanya petugas keamanan dan kebersihan. Penghuni lain? Tidak saling tegur sapa. Enak kan?
Kerugian
1. Ukuran kecil.
Memang ukuran selalu jadi perdebatan, tapi tidak bisa dipungkiri, untuk harga yang sama, ukuran luas apartemen akan jauh lebih kecil dibandingkan sebuah rumah. Apratemen yang sekaramg disewa ukurannya 28m2. Harga pasarannya 1,2 milyar. Sedangkan untuk harga yang sama di area radius 7km dari sini, bisa membeli rumah dengan luas 73m2. Lebih luas kan?
2. Kepemilikan.
Apartemen memiliki ijin setingkat hak guna bangunan. Sedangkan rumah punya ijin setingkat hak milik. Tentu sertifikat hak milik lebih tinggi dibandingkan hak guna bangunan. Ijin hak guna bangunan harus diperpanjang setiap 40 tahun.
3. Kebebasan renovasi.
Di apartemen, tidak ada kebebasan seperti itu. Semuanya seragam. Bahkan di apartemen low rise ini, isinya sudah termasuk dalam penjualan. Jadi ya, bahkan kasurnya semua 1 merk. Peralatan elektronik yang boleh bebas pilih dan beli sendiri. Coba kalau di rumah sendiri, yang sudah hak milik. Mau dipermak jadi pondok atau jadi istana, semuanya bebas. Toh duit sendiri ini.
4. Parkir terbatas
Tiap apartemen biasanya diberi slot 1 buah mobil. Kalau motor dan sepeda bebas. Nah jadi kalau punya 2 mobil, artinya akan ada 1 mobil yang tidak kebagian tempat parkir. Solusinya? Jangan punya mobil lebih.
5. Angkut barang/ belanjaan
Karena apartemen luasnya ke atas, jadi semua belanjaan dan barang jajanan harus dibawa ke lantai atas. Mau galon air minum, beras, cucian, semuanya harus diangkat naik ke apartemen. Jarak dari mobil ke dalam rumah lebih jauh. Kalau pakai jasa kurir, siap-siap naik turun untuk menjemput barang. Atau mengambilnya di pos keamanan. Tidak seperti di rumah sendiri, yang pak kurir bisa bantuin angkut gas sampai ke depan kompor.
6. Grease trap
Di apartemen ini, tempat cuci piringnya dilengkapi grease trap. Tahu kan? Fungsi grease trap adalah mencegah tumpukan minyak di instalasi air kotor. Sehingga mengurangi resiko macet dan bau. Kata pemiliknya sih, kegiatan membersihkan grease trap ini memang lumrah di semua apartemen. Jadi sebulan sekali harus dibersihkan tuh biar gak kemana-mana aromanya. Lah ini walau dibersihkan, masih saja bau. Jadi kemungkinannya adalah ada warga yang tidak membersihkan grease trap dan atau instalasi air kotornya yang kurang baik.
7. Antrian Lift
Buat apartemen besar mungkin antrian lift akan jarang atau sedikit. Bahkan ada apartemen premium yang memberi fasilitas lift pribadi. Nah di apartemen low rise ini, resiko antri dikurangi dengan cara dibagi dalam gedung-gedung. Tapi tetap sih, beberapa kali lihat antrian. Kalau di rumah kan langsung masuk ke rumah gak pakai antri.
8. Listrik
Listrik semua dengan prabayar dan belinya lewat manajer gedung. Soal tarif, belum jelas apakah ikut tarif pemerintah atau buat tarif sendiri. Gak bisa diubah ke paskabayar. Gak bisa juga nambah daya.
9. Privasi kurang
Setiap buka jendela atau pintu balkon, langsung ketemu dengan jendela atau pintu balkon tetangga seberang. Sudutnya juga benar-benar lurus. Jadi kalau mau privasi ya harus tutup gorden. Kalau tutup gorden artinya kurang cahaya deh. Buah simalakama. Kalau di rumah kan biasanya cuma kutangan tuh. Kalau bisa dilihat tetangga begini ya jadi malu, sedikit. Pew
Sekian review buat tinggal di apartemen low rise. Nanti kalau ketemu lagi yang perlu di review bakalan di update deh.